3 Perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan
Hari raya Galungan dan Kuningan merupakan dua hari besar keagamaan bagi umat Hindu yang saling berkaitan satu sama lain namun memiliki makna yang berbeda. Keduanya dirayakan selama dua kali dalam setahun.
Hari Raya Galungan dirayakan setiap 210 hari sekali. Jarak antara perayaan Galungan dan Kuningan adalah 10 hari berdasarkan kalender Bali. Di tahun ini, Galungan jatuh pada 23 April dan 19 November 2025, sedangkan Kuningan dirayakan 10 hari setelahnya, yaitu pada 3 Mei dan 29 November 2025.
Berikut tiga perbedaan antara Hari Raya Galungan dan Kuningan.
1. Makna Perayaan
Galungan adalah momen suci saat para dewa dan leluhur turun ke bumi untuk mengunjungi keturunannya. Pada hari Galungan, umat Hindu melakukan persembahyangan sebagai bentuk rasa syukur atas kemenangan kebaikan (dharma) melawan kejahatan (adharma). Pada hari raya Galungan, biasanya umat Hindu merayakan dan menghaturkan puja dan puji syukur serta ucapan terima kasih kepada Ida Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Sedangkan Kuningan dirayakan 10 hari setelah Galungan. Di hari ini, umat Hindu memohon keselamatan dan tuntunan kepada para leluhur dan dewa sebelum mereka kembali ke alam surga. Kuningan juga menjadi waktu untuk mengucap syukur atas berkah yang telah diterima.
2. Waktu Persembahyangan
Selain makna dan tujuan, waktu persembahyangan Galungan dan Kuningan juga berbeda. Perayaan Hari Suci Galungan meliputi persembahyangan yang bisa dilakukan pada pagi hingga sore hari di pura atau merajan (tempat suci) manapun.
Sementara, perayaan Kuningan hanya bisa dilakukan saat pagi hari hingga siang pukul 12.00 waktu setempat. Waktu persembahyangan Kuningan dibatasi sampai jam 12 siang karena umat Hindu meyakini bahwa para Dewa, Bhatara, dan Pitara turun ke bumi hanya sampai tengah hari saja. Setelah jam 12 siang, para leluhur dianggap kembali ke alam roh.
3. Jenis Sesajen
Galungan dan Kuningan sama-sama menggunakan sesajen yang disebut soda. Sebuah persembahan yang ditujukan kepada leluhur atau dewa. saat Galungan, soda berisi nasi bundar pipih, jajanan Bali (seperti jaja uli dan jaja gina), buah, dan lauk pauk sederhana.
Baca Juga : Makna 4 Makanan Wajib Khas Bali di Hari Raya Galungan
Sedangkan saat Kuningan, soda berisi nasi kuning yang diletakkan dalam wadah dari daun kelapa bernama selanggi. Nasi kuning melambangkan kemakmuran dan rasa syukur atas rezeki dari Tuhan. Ucapan rasa syukur disampaikan lewat sesaji karena manusia sudah diberi anugerah dari Ida Sang Hyang Widhi berupa bahan sandang dan pangan.
Meskipun berbeda, kedua perayaan tersebut merupakan momen penting untuk berdoa, bersyukur, dan memperkuat hubungan dengan Ida Hyang Widhi Wasa yang sama-sama mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan keseimbangan hidup.
Ikuti informasi seputar konten sejarah, biografi dan pengetahuan umum lainnya untuk memperluas wawasan di DensKnowledge.