5 Makanan Khas Surabaya, Kuliner Pilihan Asal Kota Pahlawan!
Masih dalam suasana peringatan hari Pahlawan, Surabaya mengingatkan kita pada julukannya sebagai “Kota Pahlawan”. Julukan ini muncul karena perjuangan arek-arek Suroboyo melawan tentara Belanda dalam sejarah pertempuran pada 10 November 1945, yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan. Sebagai ibukota dari Jawa Timur, Surabaya tak hanya dikenal dengan sejarahnya saja, tetapi sebagai surga kuliner yang menghadirkan berbagai hidangan lezat. Berikut 5 kuliner khas Surabaya!
1. Rawon

Sup daging kuah hitam pekat yang menggugah selera. Hidangan asal kota Pahlawan ini sudah populer sejak lama, bahkan jejaknya tercatat dalam Prasasti Taji tahun 901 yang menyebut istilah Rarawwan. Dalam penyajiannya, rawon biasanya disajikan bersama nasi putih, tauge, telur asin, kerupuk udang, dan sambal. Cita rasa khasnya berasal dari penggunaan kluwek, bumbu utama yang memberikan warna hitam pekat sekaligus rasa yang unik.
Pada 2023, rawon mendapat pengakuan di kancah internasional setelah dinobatkan sebagai sup terenak dunia oleh TasteAtlas, mengungguli ramen Jepang, Tom Kha Gai Thailand, dan beberapa sup lainnya. Kini, popularitas rawon khas Surabaya pun semakin meluas. Jadi, tidak heran jika kamu menemukan warung rawon di luar Surabaya, bahkan luar kota.
2. Rujak Cingur

Berbeda dari rujak pada umumnya yang hanya berisi potongan buah, rujak cingur menggunakan irisan cingur atau hidung sapi yang telah direbus sebagai bahan utama. Hidangan ini sudah dikenal sebagai kuliner khas Jawa Timur, khususnya Surabaya, sejak tahun 1930-an. Rujak cingur dibawa oleh para pendatang dari Madura yang merantau dan menetap di Kota Pahlawan, hingga akhirnya menjadi salah satu ikon kuliner yang terkenal hingga sekarang.
Hidangan khas Surabaya ini dilengkapi lontong, tahu dan tempe goreng, sayuran rebus seperti kangkung, tauge, dan kacang panjang. Semua bahan tersebut kemudian disiram bumbu kacang yang dicampur petis udang. Saat disajikan, rujak cingur terbagi menjadi dua jenis, rujak biasa dan rujak matengan. Rujak matengan hanya berisi bahan-bahan yang sudah dimasak, seperti lontong, tahu, tempe, dan tauge rebus. Sementara rujak biasa menyajikan isian yang lebih lengkap karena mencampurkan buah dan sayuran.
3. Sate Klopo

Sate klopo adalah sate khas Surabaya yang menggunakan daging sapi atau ayam yang dibakar bersama kelapa parut yang sudah diberi bumbu. Nama “klopo” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti kelapa. Hidangan ini pertama kali dikenalkan oleh Hj. Jaenab, yang kini dikenal sebagai Sate Klopo Ondomohen.
Taburan kelapa inilah yang membuat cita rasanya lebih gurih dan berbeda dari sate pada umumnya. Saat dibakar, kelapa berbumbu menempel pada daging sehingga menghasilkan aroma yang lebih nikmat. Biasanya, sate klopo disajikan dengan bumbu kacang yang dicampur kecap manis, irisan bawang merah, dan cabai rawit, serta disantap bersama lontong atau nasi. Dahulu, sate ini dijajakan secara keliling dengan cara dipikul sebelum menjadi salah satu kuliner ikonik Surabaya.
4. Lontong Balap

Dilihat dari namanya saja, lontong balap sudah terdengar menarik. Hidangan khas Surabaya ini terdiri dari lontong, tauge, tahu goreng, dan lentho, perkedel dari kacang tolo, yang kemudian disiram kuah kaldu dan sambal petis. Biasanya, lontong balap disajikan dengan bawang goreng, kerupuk, dan kadang dilengkapi sate kerang. Salah satu ciri khasnya terletak pada lentho, yang dibuat dari kacang tolo yang direndam semalaman bersama bumbu, lalu ditumbuk, dibentuk, dan digoreng.
Asal-usul nama “balap” konon muncul dari kebiasaan para penjual. Mereka harus berjalan cepat sambil memikul kemaron, wadah dagangan yang cukup berat, untuk berebut tempat terbaik di pasar. Pemandangan para pedagang yang seolah “balapan” inilah yang akhirnya membuat makanan ini dikenal dengan nama lontong balap.
5. Tahu Tek

Tahu tek adalah hidangan khas Surabaya yang terdiri dari tahu goreng, kentang, tauge, lontong, dan telur, kemudian disiram bumbu petis. Nama “tahu tek” muncul dari kebiasaan para penjual yang menjajakan dagangannya dengan gerobak sambil memotong bahan menggunakan gunting atau memukul alat masak. Suara “tek… tek… tek…” yang terdengar dari aktivitas itu akhirnya menjadi ciri khas sekaligus asal-usul nama hidangan ini.
Hidangan ini dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti tahu goreng, kentang, lontong, tauge, dan mentimun. Semua bahan dipotong kecil dan disusun di piring sebelum disiram bumbu petis yang diulek hingga sedikit hancur agar bumbunya merata. Sebagai pelengkap, taburan bawang goreng dan kerupuk udang untuk menambah kenikmatan.
Itulah 5 kuliner khas Kota Pahlawan yang wajib kamu ketahui. Cari tahu informasi seputar resep hidangan dan info kuliner terkini di DensFood Channel.