Sejarah Cokelat dan Tradisinya dalam Perayaan Natal
Cokelat menjadi salah satu kudapan yang hampir selalu hadir dalam perayaan Natal. Rasanya yang manis dan digemari banyak kalangan membuat cokelat kerap dijadikan hidangan penutup, camilan keluarga, hingga hadiah di momen Natal. Di balik itu, ternyata ada sejarah panjang yang membuat cokelat identik dengan perayaan Natal. Simak penjelasan berikut!
Asal Usul Cokelat Identik dengan Perayaan Natal

Mengutip laman Fauchon, cokelat pada awalnya merupakan simbol kemewahan yang hanya disajikan dalam tradisi tertentu. Cokelat pertama kali dibuat oleh suku Maya dan Aztec, suku yang menempati benua Amerika bagian tengah.
Mereka menyajikan cokelat dalam berbagai upacara penting, seperti pernikahan, kelahiran, hingga ritual keagamaan. Bagi mereka cokelat dianggap sebagai lambang kemuliaan. Pada masa itu, biji kakao, sebagai bahan utama pembuatan cokelat merupakan barang yang sangat langka dan hanya dimiliki oleh suku Maya dan Aztec. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, biji kakao juga dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan serta digunakan sebagai alat tukar.
Setelah kolonialisasi Amerika, cokelat mulai dikenal di Eropa pada abad ke-16. Resep pembuatan cokelat menjadi tersebar di negara-negara Eropa dan dengan seketika menjadi makanan yang hanya disajikan bagi bangsawan pada abad ke-16 dan ke-17.
Seiring berkembangnya waktu, orang Eropa kemudian menemukan cara mengolah cokelat dengan lebih sempurna, yakni dengan menambahkan gula, vanila, serta berbagai rempah untuk memperkaya cita rasa cokelat.
Hingga akhirnya, cokelat jadi identik dengan perayaan Natal pada tahun 1847, saat Joseph Fry menemukan cara untuk membuat cokelat batangan. Dengan adanya penemuan tersebut, hal tersebut menjadikan cokelat batangan menjadi camilan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum saat perayaan Natal.
Sejak 1930-an, para pembuat cokelat mulai memproduksi cokelat khusus untuk hadiah Natal dengan kemasan dan rasa yang beragam.
Tradisi Cokelat dalam Perayaan Natal
Salah satu tradisi cokelat yang populer menjelang Natal adalah chocolate advent calendar. Tradisi ini dilakukan untuk menambah antusiasme anak-anak dalam menyambut Natal, dengan cara membuka satu cokelat setiap hari. Kalender Advent berisi deretan kotak kecil yang menyimpan cokelat, yang dapat dibuka satu per satu mulai tanggal 1 hingga 24 Desember. Tradisi ini mulai populer di Inggris sejak pertengahan abad ke-20, terutama setelah Cadbury merilis “Chocolate Advent Calendar” pada tahun 1972.
Selain itu, popularitas cokelat di Eropa juga melahirkan hidangan khas Natal, seperti kue Yule log. Kue ini dibuat menyerupai batang kayu, terinspirasi dari kayu bakar yang dahulu digunakan untuk menghangatkan rumah saat musim dingin. Hingga kini, Yule log tetap menjadi salah satu hidangan penutup favorit saat Natal.
Cokelat Indonesia Masuk Daftar “Cokelat Terenak di Dunia”

Produk olahan cokelat terus berinovasi, mulai dari cokelat batangan hingga produk olahan cokelat seperti permen, cokelat panas, dan makanan penutup. Begitu juga produk cokelat asal Indonesia yang berhasil mencuri perhatian pecinta cokelat dunia. Krakakoa berhasil masuk dalam daftar “100 Best Chocolates in The World” versi TasteAtlas. Krakakoa Varian Single Origin 75% Saludengen Sulawesi berhasil menempati posisi ke-15 dengan rating sempurna 5.0, bersanding dengan merek cokelat ternama dari Eropa dan Amerika.
Itulah sejarah sekaligus alasan mengapa cokelat identik dengan perayaan Natal. Cari tahu juga resep hidangan seputar natal dan informasi kuliner lainnya di DensFood Channel.